Oktober Menyambutku


Dear kamu yang mungkin sedang membacanya,
 
Mengenalmu  di dunia maya, jatuh cinta padamu dari dunia maya, galau karenamu di dunia maya, menjadi 'pacarmu' di dunia maya, bertemu denganmu di dunia maya, dan kini berakhir di dunia maya. Sungguh aneh bukan? Cinta datang tiba-tiba tanpa paksaan, tanpa melihat dimana kita bertemu, tanpa tahu pada siapa kita jatuh cinta, klise.

Mungkin ini benar-benar sebuah akhir, tapi bagiku, cintaku belum berakhir, yang berakhir adalah kita.
Membiarkanmu berhenti dan pergi memang sakit, tapi akan lebih sakit melihatmu berjalan bersama dalam keadaan meragu. Aku akan merasa dibohongi dalam perjalanan hatiku sendiri.

Aku tak kan pernah mencari-cari siapa yang salah, karena hasilnya? Aku  akan terus menyalahkan diriku sendiri. Apakah aku tidak menerimamu apa adanya? Apakah aku tidak setia? Apakah aku kurang bertahan? Apakah aku terlalu berharap kamu mengucapkan selamat tidur padaku? Apakah aku terlalu menunggu kamu dalam keletihanku di setiap malam? Apakah aku terlalu pencemburu? Apakah aku memang belum pantas untukmu? Kamu tidak perlu menjawabnya, aku akan mencarinya sendiri, memantaskan diriku.

Aku tak menjatuhkan setetes air mata pun malam ini, sungguh. Karena satu alasan, aku tak ingin membuatmu merasa bersalah. Kamu pernah berkata 'Jika kau tersenyum, aku bisa tertawa. Jika kau menangis, apa yg harus aku lakukan?'. Aku tak tahu pasti itu hanyalah rangkaian kata atau realita, tapi aku percaya. Kemarin, aku pernah menangis karenamu, kamu tahu itu, dan mungkin akan menjadi tangis pertama dan terakhir. Ah, aku memang sok tahu, padahal aku masih disini bukan di masa depan.

Aku sering menunjukkan diriku yang kekanakan, agar aku terlihat lebih muda. Tapi apakah kamu tahu apa yang aku pikirkan? Aku terus berpikir akan jadi apa aku kelak 5 tahun lagi. Apakah aku akan menjadi sesukses apa yang aku pikirkan? 
Banyak hikmah yang aku dapatkan, mungkin juga kamu. Hidup itu natural, aku tak bisa memaksa kapan aku ingin bahagia dan tidak ingin merasakan sedih, karena aku tahu, bahagia dan sedih memang sudah satu paket, aku tidak bisa memilih. Aku hanya bisa menerima tanpa penolakan, aku akan terus berjalan. Aku dan kamu berbeda, kita berhak akan itu semua. Sesetia dan seyakin apapun kita, belum tentu membuat pasangan kita melakukan dan merasakan hal yang sama.

Sejatinya cinta itu tidak akan pernah menyakiti, tapi ketika aku merasakan perih, itu hanya karena aku terlalu berharap. Disini aku masih menikmati rasanya patah hati, membiarkannya seperti ini tanpa memaksakannya untuk kosong tanpa bayanganmu lalu mengisinya dengan sosok yang baru.

Perlukah aku bertemu di dunia nyata? Haruskah oktober ini aku menyambutmu?


2 komentar:

Unknown mengatakan...

good . i like it.....:)

Unknown mengatakan...

terimakasih :)

Posting Komentar