Mengenalmu di dunia maya,
jatuh cinta padamu dari dunia maya, galau karenamu di dunia maya, menjadi
'pacarmu' di dunia maya, bertemu denganmu di dunia maya, dan kini berakhir di
dunia maya. Sungguh aneh bukan? Cinta datang tiba-tiba tanpa paksaan, tanpa
melihat dimana kita bertemu, tanpa tahu pada siapa kita jatuh cinta, klise.
Mungkin ini benar-benar sebuah
akhir, tapi bagiku, cintaku belum berakhir, yang berakhir adalah kita.
Membiarkanmu berhenti dan pergi
memang sakit, tapi akan lebih sakit melihatmu berjalan bersama dalam keadaan
meragu. Aku akan merasa dibohongi dalam perjalanan hatiku sendiri.
Aku tak kan pernah mencari-cari
siapa yang salah, karena hasilnya? Aku akan terus menyalahkan diriku
sendiri. Apakah aku tidak menerimamu apa adanya? Apakah aku tidak setia? Apakah
aku kurang bertahan? Apakah aku terlalu berharap kamu mengucapkan selamat tidur
padaku? Apakah aku terlalu menunggu kamu dalam keletihanku di setiap malam?
Apakah aku terlalu pencemburu? Apakah aku memang belum pantas untukmu? Kamu
tidak perlu menjawabnya, aku akan mencarinya sendiri, memantaskan diriku.
Aku tak menjatuhkan setetes air mata
pun malam ini, sungguh. Karena satu alasan, aku tak ingin membuatmu merasa
bersalah. Kamu pernah berkata 'Jika kau tersenyum, aku bisa tertawa. Jika
kau menangis, apa yg harus aku lakukan?'. Aku tak tahu pasti itu hanyalah
rangkaian kata atau realita, tapi aku percaya. Kemarin, aku pernah menangis
karenamu, kamu tahu itu, dan mungkin akan menjadi tangis pertama dan terakhir.
Ah, aku memang sok tahu, padahal aku masih disini bukan di masa depan.
Aku sering menunjukkan diriku yang
kekanakan, agar aku terlihat lebih muda. Tapi apakah kamu tahu apa yang aku
pikirkan? Aku terus berpikir akan jadi apa aku kelak 5 tahun lagi. Apakah aku
akan menjadi sesukses apa yang aku pikirkan?
Banyak hikmah yang aku dapatkan,
mungkin juga kamu. Hidup itu natural, aku tak bisa memaksa kapan aku ingin
bahagia dan tidak ingin merasakan sedih, karena aku tahu, bahagia dan sedih
memang sudah satu paket, aku tidak bisa memilih. Aku hanya bisa menerima tanpa
penolakan, aku akan terus berjalan. Aku dan kamu berbeda, kita berhak akan itu
semua. Sesetia dan seyakin apapun kita, belum tentu membuat pasangan kita
melakukan dan merasakan hal yang sama.
Sejatinya cinta itu tidak akan pernah menyakiti, tapi ketika aku merasakan perih, itu hanya karena aku terlalu berharap. Disini aku masih menikmati rasanya patah hati, membiarkannya seperti ini tanpa memaksakannya untuk kosong tanpa bayanganmu lalu mengisinya dengan sosok yang baru.
Perlukah aku bertemu di dunia nyata? Haruskah oktober ini aku menyambutmu?
2 komentar:
good . i like it.....:)
terimakasih :)
Posting Komentar